Sistem Ekonomi Syariah mempunyai karakteristik dasar(khasais al-asasiyah) yang membedakan dirinya dengan sistem ekonomi lain. Sistem Ekonomi syariah memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dengan sistem kapitalisme dan sisitem sosialisme. Ekonomi syariah beridir d atas landasan akidah.
Meskipun para pakar ekonomi syariah menformulasikan karakteristik ekonomi syariah dengan perincian yang berbeda, namun pada muaranya terdapat titik temu yang menandai karakteristik umum ekonomi syariah.Berikut akan diuraikan beberapa karakteristik umum yang mewakili pendapat para ahli sebagaimana dipaparkan diatas.
Uraiannya adalah :
1. Ekonomi Ketuhanan
Ekonomi syariah bercirikan ketuhanan (illahi-rabbani). Karena ia berpijak pada sejumlah kaidah,dasar,dan prinsip ketuhanan yang berasal dari sumber-sumber syariah islam. Ekonomi syariah berwatak ketuhanan dari segi sumber dan titik tolaknya, tujuan dan sasarannya adalah metode dan pengangkatannya,seta konsep dan sasaran nilainya.
Karakteristik ekonomi ketuhanan adalah sistem ekonomi syariah ini didasarkan pada prinsip tauhid sebagai doktrin sentral dalam teologi islam. Alhasil, ekonomi syariah juga merupakan ekonomi keakidahan('aqdi), sebab ia terpancar dari akidah islam dan terikat oleh kaidah islam. Akidah Islam bertujuan untuk mengikat hati seorang muslim untuk beriman kepada Allah dan hari akhir dimana seluruh amal pernuatan manusia akan dihisab an mendekatkan diri kepada Allah S.W.T, sang pemiliki segalanya.
Dalam pandangan islam,seseorang selalu terikat dengan kewajibannya,semisal zakat,infak,sedekah,dan lain sebagainya, meskipun dia sendiri harus kehilangan sebagian dunianya karena lebih cenderung untuk meraih pahala dari Allah S.W.T.
2. Ekonomi Kehambaan
Ekonomi syariah merupakan tata aturan yang mendimensikan ketuhanan, dan setiap ketaatan kepada salah satu dari sekian banyak aturan-aturan Allah berarti ketaatan kepadanya. Maka penerapan ekonomi syariah juga manifestasi ibadah kepada Allah. Dengan demikian, ekonomi syariah berkarakter ta'abuddi,artinya setiap kegitan perekonomian selalu memiliki nilai ibadah sebagai representasi dari dimensi kehambaan manusia.
Dalam aplikasinya ihsan atau manusia memiliki tiga aspek fundamental, yaitu ibadah, muamalah dan akhlak. Ihsan dalam ibadah diaolikasikan dengan penuaian ibadah secara benar dengan menyempurnakan syarat,rukun,sunah, dan adabnya serta ditunaikan dengan kesadaran tentang pengawasan dan perhatian Allah terhadap pelkunya.
No comments:
Post a Comment